CERPEN

Minggu, 22 Juli 2012

SURAT DARI PIKIRAN

Tidak ada pertemuan, bahkan aku tak pernah mengenalnya. Tapi, sosok itu selalu menjadi bayangan yang mengikuti kemanapun tubuhku pergi. Ketika aku sedang tidur, bayangan itu masuk ke dalam mimpiku serupa objek yang buran. Bertubuh semampai, sawo matang, lalu ku rasakan kehangatan jemarinya yang membuat seluruh pikiranku ke arah bahagia.

Tetapi menjadi cerita yang aneh. Tidak ada pertemuan, tapi di sisi yang tersembunyi aku selalu mencarinya. Aku selalu melirik ke sudut-sudut, lalu menunggu hilangnya komunikasi itu. Sebab, aku belum pernah mengatakan perasaan unik ku ini tentang dia.

Hingga sekarang aku sering bertanya "apakah aku sedang jatuh cinta?" tapi " Aku jatuh cinta pada siapa?" lalu selanjutnya aku bertanya " Mungkinkah mencintainya?". Nah, itulah yang hingga saat ini menjadi benalu di pikiranku.

Aku hanya berkomunikasi dengannya dalam waktu 2 jam. Mendengar suaranya hingga ku tertawa, membacakan puisi cinta hingga ia terkesima, lalu pukul 1 malam itu menjadi akhir dari percakapan itu. Penyakitku pun kambuh, terus-menerus memikirkan yang tak pernah ku lihat.

Empat hari detik-demi-detik terjawab " Aku mulai kehilangan harapan" dan aku mengerti "Ini yang di sebut jatuh cinta" perasaan yang pernah aku alami ketika masih di SMA. Lama sudah, aku menjadi kaku dan tabu untuk menyatakannya. Waktu 2 jam itu telah aku sia-siakan. Yang ada di pikiranku kali ini hanya "dia sudah bersama kekasihnya" dan " waktu tidak memihak dan tidak memberiku kesempatan untuk ini"

Jika pun pernyataan ini terbaca olehnya. Aku merasakan senyumannya, yang terpenting dalam hidupku kali ini adalah "DIA TAHU BAHWA AKU SANGAT MENCINTAINYA".

Walau saat ini semua hanya menjadi goresan dalam syair-syairku, dalam cerpen-cerpenku, lalu dalam kata-kata sayang yang terlontar dalam doaku seperti hamparan pasir putih.

SAJAK HATI
 Jimmy S. Mudya
 ================
Hatiku bergetar
Bergetar pada pikiran
Bergetar pada bayangan
Bergetar pada kata-kata
Bergetar pada harapan

aku tak mendegar lagi
sekilas ku di terpa
berhari-hari aku terkulai
sekilas ia bernyanyi
berabad jiwaku mencari

di mana?
aku bahkan tak melihat lambaiannya
diam
sunyi
berkeluh kesah mencari yang tak ku mengerti
tanpa alasan
tanpa pembuktian
imanku dan imanmu bersekutu
tapi kenapa dengan raga?

sekilas angin milir ke jiwa
aku kembali resah entah hingga kapan
tiada sempurna wujud itu

hanya pada angin
hanya pada matahari
lalu pada bulan
berakhir pada harapan "kapan"

=================================================================

 Untukmu gadis misteriusku
selalu dalam lindungan-NYA
amin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar