CERPEN

Jumat, 11 November 2011

(Cerpen) Papan Tulis

di sebuah gudang yang dulunya adalah sekolah tampak usang. aku dan teman-temanku berkumpul berniat untuk belajar bersama. tiba di ruangan tua itu yang penuh debu dan sarang laba-laba kami mencari tempat duduk sambil menatap tajam papan tulis yang usang penuh noda dan coretan-coretan. kami tidak memalinkan pandangan dan terhanyut dalam ilmu-ilmu yang tertoreh di papan tulis itu.
Matahari kian memerah menambut malam.

Temanku berdiri dan melangkah mendekati papan tulis itu.
"Jangan!!!" dengan suara keras lantas berdiri
"kenapa?" tanyanya menantang
"Jangan sampai kau hapus papan tulis itu" merasa tertantang aku berdiri di atas meja
"Memang ini punya bapakmu?!!!" jawabnya sambil menendang kursi tua di sampingnya sambil berniat menghapus papan tulis itu.

BRUUUUUUK!!!
aku melompat dan menariknya hingga ia terjatuh, teman-temanku yang lain berusaha merelai perkelahian itu.

"coba kamu lihat perbuatanmu ini, lihat!!" kemarahan dan air mata bersekutu dalam ucapanku
"sadar!! itu cuma papan tulis tua!!" jawab temanku yang sedang menolong teman yang terluka

"Lihat!!!lihat!!!lihat!!" suara lantang sambil menampar-nampar papan tulis itu
"Kau lihat karya-karya tanpa nama yang terpampang ini" sambil menunjukan tulisan-tulisan yang sudah terhapus sebagian

Aku berdiri sambil menunjuk dan membanting kursi atau apa saja yang ada di dekatku

"Kamu, Kamu, kamu, dan Kamu!! Kalian telah menghapus semua kata-kata yang mahal harganya. Kalian yang terlahir dalam kemoderenan itu sudah lupa pada kalimat-kalimat yang terpampang ini. Lihatlah pesan yang tersimpan, pesan yang terlupakan, pesan yang dulu engkau pernah tulis di kertas putih" aku lantas tersesungkur sambil memeluk lambang negara yang terkulai di lantai.

temanku mendekatiku

"Kita sudah kehilangan moral" dengan nada lembut ia mengakatku berdiri

dengan air mata aku merangku temanku untukk pergi meninggalkan tempat itu, sesekali mereka menoleh.

"sudahlah, itu hanya pesan untuk mereka yang sudah menjadi bintang negara. Seharusnya mereka lebih bermoral dari pada kita yang seusia jagung"

kami lantas pergi.

karya: Jimmy
Selasa, 20 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar