Aku bertemu lagi dengannya, Entah kenapa saat ini kata hatiku
memberontak pada semua musim baik yang mempertemukanku dulu serta yang
membuat aku kembali memiliki dia yang telah lama menjadi warna di musim
lain. Cerita ini ku tulis dengan penuh getar, mencari jawaban atas ke
bodohan yang ku anggap kepintaranku sepihak.
Berawal dari
masa lalu, aku bertemu dengan Dia. Aku begitu nyaman. Melihat
senyumnya, candanya, sedikit cubitan di bibirku ketika aku tampil
sebagai wanita manja di sampingnya. Perhatian itu memang tiada duanya.
Masalah yang silih berganti seolah dangkal ketika kami lawan bersama
dengan gelak tawa bernada.
"Yang...ngape jak?" di depan cermin mulutku mengadu. Masa lalu yang pahit itu memang mimpi buruk yang tidak mengenal kata akhir.
"sampai hati ga' !!!" Seiring nafas panjang aku menagis bersama kembaranku di cermin.
Aku teringat ketika hubungan kami berakhir dengan masalah yang tak pernah sedikitpun terbayangkan.
Dia pergi meninggalkanku dengan penuh rasa sesal. Perpisahan yang terpaksa.
"Abang minta maaf, memang sulit Abang mau bilang " Sambil
memelukku malam itu iya menangis.
Tanganku di genggam erat, badanya
bergetar mengeras. Terasa teriakan hatinya yang begitu kuat dalam detak
jantungnya yang kasar.
Dalam pelukannya itu sebuah cerita yang membuat aku seakan tak bernyawa terucap.
" Abang terpaksa, De " Dengan air mata dan tatapan yang sayup
Dia menceritakan semuannya.
Seorang wanita yang menjadi selingkuhannya ternyata hamil.
"Bang......!!!! "
aku berteriak sederas air mataku yang bersahutan dengan tatapannya.
Tanganku merangkul kerak bajunya dengan kasar seolah tak bercaya itu
benar terjadi. Kami berpelukan begitu erat.
Gerimis malam itu menyaksikan kami. Semua terasa amat kejam.
Mengingat itu aku tak sanggup.
Sekarang di hadapan kaca ini aku mengadu lagi.
" ngape Abang datang age? "
tangisanku kembali merayap di pipi.
Botol-botol kosmetik di meja ku
hamburkan. Aku berlari ke tempat tidur dan memeluk erat guling saksi
bisu itu.
Terbayang kengan pahit masa lalu. Tapi pertemuan
kali ini adalah cinta yang aneh. Sungguh kisah cintaku teramat parah
dan sangat sulit aku mengerti. Dia sudah punya istri dan satu anak
perempuan. Aku tahu kejadian masal lalu itu adalah kecelakaan. Tapi
terbaca dari keseriusan hubungan kami dari nama anak perempuannya yang
mirip namaku.
Kami bertemu di suatu tempat. Malam itu Dia menceritakan keluh kesahnya bersama istrinya.
" De' sampai kapanpun Aku nda bisa lupakan Ade' " dengan suara lembut ia mengatakannya pada ku.
Dalam posisi yang sangat mencintai ini aku serba salah. Aku tahu semua sudah tak boleh dirubah lagi. Ini takdir kami berdua.
" Nda mungkin lagi, Bang " jawabku melawan rasa yang tersembunyi.
" Mimpi Abang hanya dengan, Adek. Abang sayang sama Adek " sambil menangis iya bersujut tepat di lutukku. Dia mencium lututku dengan nafas panjang.
" Bang....!!!! " begitu
panjan terucap sambil memejamkan mata.
Wajahku menegadah ke atas. Air
mataku adalah air mata cinta kami. Tanpa sadar hubungan itu menjadi
nostalgia yang kebingungan.
" cinta itu gila......!!! Tolong aku ya Tuhan. Apa yang harus hamba lakukan lagi? "
ku tutupi wajahku dengan selimut hijauku.Ku pejamkan mata bersama mimpi
buruk. Entahlah, apa yang akan terjadi esok dan sampai kapan aku
kehilangan arah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar