Rumah ku, semua menyeruak berdendang keras membilas kepalaku dengan
kemarahan bathin pada keadaan yang busuk ini.
"Dia pacarku ma!!! "Terucap
dari mulutku pada sekeping cermin yang setia.
Aku berteriak dalam hati
serta melemparkan badanku di atas kasur dan bantal.
“apakah
mama tidak mengerti tentang persaan ini?!!.. mengapa dia yang sangat
aku sayangi harus mendapati sikap tidak senang dari mama?!!”
aku
selalu berusaha memberikan yang terbaik pada mereka, aku takut
membantah perkataan mereka dan di sisi lain tidak mungkin aku
meninggalkan dia demi sikap mama yang egois itu.
“Dia ramah, sopan dan baik”
tapi
setiap dia ke rumah mama selalu memasang muka yang tidak enak yang
membuat Dia merasa tersinggung. Aku kasihan padanya. Semua karena
mantanku dulu yang menjadi pacar kesayangan di depan mama, mantan yang
pernah menghianati aku dengan cinta yang lain.
Mama marah!!! Yah…mungkin
keadaan itu yang membuat mama tidak setuju padanya. Hati kecilku
berkata
“apakah semua orang itu akan berperilaku sama ma?...Dia beda!!! "
Aku hanya meneteskan air mata ditengah bayangan senyum cintaku yang
khas. Di tengah tundukan kepalanya saat Dia berhadapan dengan mama.
Aku
pernah diajak menemui keluarganya. Mereka baik, ramah padaku, aku
merasakan mememukan rumah baru yang penuh dengan kedamaian. Aku betah
sekali di rumahnya, mama dan papanya bagai berliant, menabur senyum yang
tak terbalas bagiku. Adiknya begitu manja padaku, tapi apa yang bisa
aku lakukan dengan sikap mama yang tidak memahami perasaanku yang gundah
ini.
"aku tidak ingin mati konyol ma!!!! Aku sudah menemukannya dalam
hidupku, aku tak mau ia pergi dari hidupku lagi."
Aku
terbagun dan menghapus air mataku. Di ruang makan keluargaku berkumpul
untuk menikmati sarapan pagi bersama. Aku melihat mama seperti boomerang
bagiku, kasih sayang ku pada mama berusaha meyakinkan kebaikan pacarku
ini tetapi dilain pihak derajadnya sebagai Ibu yang aku kagumi membuat
mulutku sulit untuk membantah sikap mama.
Selepas sarapan aku
bersiap untuk menemui pacarku. Dia ingin mengajaku kerumahnya pagi itu.
Mama menemaniku di kamar dan bertanya padaku.
“kamu mau kemana?”
mulutku takut, gemetar, berusaha jujur tetapi mulutku tekunci keras.
“mau belanja ma?” ungkapku bohong pada mama.
“sama pacarkamu itu???” mama berkata dengan wajah yang enggan dan pergi meninggalkanku di kamar.
Aku
menggengam sebotol parfum dan membantingnya. Mama kembali dengan wajah
dan bola mata yang menyorot tanjam padaku. Aku menundukan kepala
menutupi kekesalanku pada sikap mama yang mau menang sendiri. Mama
menasihatiku dengan suara yang lantang, memmarahiku dengan barisan kata
nasihat. Jantungku terpompa, degup nafas pacarku memuncak bagai bunga
cinta yang teraniaya.
“Cukuuuup ma!!!” aku memberli tatapan mama
“Aku
sayang padanya!!!...dan Dia pacarku…” aku melangkah keluar sambil
menghapus air mata dan bayangan durhaka di setiap detik lakah kakiku.
“Maaf ma…. Semua terpaksa aku lakukan…aku sayang pada mu ma…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar