CERPEN

Sabtu, 12 November 2011

Puisi Bidadari Benalu

Koar-koar cinta di dadaku
membumbung tinggi di singgasana penuh serdadu
mondar-mandir aku mencari titik cahaya
gelaplah jawaban penasaranku

Letupan hari yang dangkal mengerikan
meletakan cintaku di perapian hingga terlihat gosong dan mendebu
sia-sia!
ku ciptakan harmonisasi di jalan cinta dan ketulusan
menebut dan memanggilmu dalam rangkaian syair
aku sungguh kecewa!

Sia-sia!
aku menyimpan pancaran sinarmu dalam peti hari-hariku
menyiulkan lagu-lagu rindu sambil berhayal pada pelukan hangatmu
aku melengkapimu, Bintang
NAMUN, sia-sia terkurung di garis nasib ini

Kekosongan!

Lampu-lampu mulai meredup lagi
keyakinan berubah menjadi keragu-raguan yang terpilih
cinta yang berlandaskan kepentingan adalah PENINDASAN!

Hai, warna-warini yang kelabu
Aku berbicara dengan bahasa-bahasa prosa
ku torehkan tinta curhat sebagai arti aku sedang mengadu
APAKAH KAU TAK MENDENGARKU?

Ingin ku congkel telingamu (SENYUM)
tapi!
Kamu adalah cinta yang tak ingin ku sakiti
Ingin ku rusak pita suaramu
tapi!
Aku rindu bersama, bercerita, berbincang tentang kehidupan yang teramat sepi
Adakah engkau akan terganti? (SENYUM)

Curhatku adalah barisan kalimat prosa
dengarlah dan nikmati hingga kau mengerti
"sesungguhnya pelangi berharap engkau menemaninya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar