CERPEN

Selasa, 27 Desember 2011

Catatan Kecil tentang IMAN


Ketika aku melihat dedaunan kering bergoyang, mataku terasa perih oleh cahaya matahari yang marah. Sugesti tentang hujan yang akan turun membuat bumi seperti sedang berada di panggung drama. Apakah itu tandanya Tuhan sedang gelisah? Kita tidak pernah tahu itu. Aku yang bodoh ini bertanya sendiri 

“Adakah sebagian di antara mereka yang sibuk ingat berdoa?” 

Ku lihat di sekelilingku, mereka sibuk menikmati dunia. Bergalau ria, memikirkan perasaan cinta yang kandas, bicara tentang kehebatannya di depan orang, terbahak-bahak dengan segelas tuak di hadapannya, bernegosiasi dengan gadis-gadis, duduk bersama mereka di cafe-cafe, keluyuran mencari remaja-remaja. Aku berfikir objektif, aku juga bagian dari itu! Namun, aku sangat menyadari bahwa masa-masa itu suatu saat akan musnah. Mereka yang tak sempat mengucap syukur akan terjatuh bersama imajinasi dunia yang mereka agung-agungkan.

Aku bukan ahli pikir positif, aku juga bukan Tuhan atau orang tua, aku hanya sebuah buku kecil yang terhanyut di telaga. Aku hanya berpikir tentang suatu agama, belajar saling mengasihi, saling menolong, berbuat baik, selalu mensyukuri semua yang di ciptakanNYA. Anda dan saya pasti bagian dari sebuah agama, tekunlah sahabat. Ketika bumi menangis di siang hari, amarahnya mencuak dari banjir besar, bencana alam, pertengkaran bodoh, penindasan, itu semua adalah kutukan. Catatlah semua peristiwa itu, pikirkanlah dengan iman saudara. Apakah yang akan saudara ketemukan, apakah kegelisahan itu sama dengan ketika pacar Anda tidak datang pada malam minggu, atau ketika kalian tidak mendapat kabar dari pacar Anda dan dilanda gelisah?.... atau ketika pacar Anda sedang di bawa orang? Sesungguhnya semua itu adalah masalah yang amat kecil. Semakin besar cobaan yang datang adalah perbuatan Anda sendiri. Sebab, Anda lupa bahwa hadirnya pasangan, sahabat, saudara, orang tua, atau semua yang berada di sekeliling Anda adalah rencanaNYA.

“Bagaimana Anda melewati semua itu tanpa DIA yang telah menggariskan hidupMU?”

Tuhan itu seperti bayanganMU, lebih dari pacarMU, lebih dari Ayah dan Ibumu. Tuhan selalu mengikutimu di manapun kamu berada. Perbuatanmulah yang menentukan nasibmu, bertanyalah pada dirimu sendiri
 
“Apa yang sudah ku lakukan untuk TUHAN? Seberapa besar gelisahku ketika Tuhan tak ku sebut?”

Ini catatan kecilku untukmu teman, aku bukan orang yang hebat dalam agama. Aku hanya sebutir debu di tengah gersangnya bumi. Namun, hadirku adalah menyirami gersang itu agar tumbuhan dapat bernyanyi dan bergoyang ria untuk anak dan cucuku kelak.

2 komentar:

  1. kunjungan gan.,.
    bagi" motivasi.,.
    fikiran yang positif bisa menghasilkan keuntungan yang positif pula.,..
    di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,

    BalasHapus
  2. Oke trima kasih sahabat....... atas kunjungannya!!!

    BalasHapus